Kisah Haru Kakek Penjual Kertas Doa



Kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Dengan buku, seseorang bisa mengetahui berbagai informasi apapun. Bagi Anda yang gemar membaca, toko buku menjadi tempat tak terlupakan setiap waktu. Jika Anda punya hobi baca, cobalah belanja buku di Pasar Blauran. Bukan karena sedang ada promo buku besar-besaran, tapi ada sesosok yang menginspirasi.
Sosok yang menginspirasi itu adalah seorang lelaki tua dengan kulit disekujur badan tak lagi kencang. Kakek itu duduk dipintu masuk pasar Blauran, Surabaya, Jawa Timur. Dengan baju rapi dan berpeci, si kakek duduk sembari memegang beberapa lembar kertas. Kemudian seseorang menghampirinya dan menanyakan apa yang ia pegang.
Ternyata beliau memegang dagangan, secarik kertas berisi doa untuk keselamatan dan keharmonisan rumah tangga. Ya, si kakek ternyata sedang berjualan kertas doa. Siapapun yang membeli kertas doa tersebut, sang kakek menganjurkan untuk membacanya dan menghayati agar rumah tangga selalu harmonis dunia akhirat.
Anda akan tercengang ketika mengetahui bahwa si kakek menjual kertas tersebut dengan harga seikhlasnya. Siapapun yang melihat kakek penjual kertas doa itu akan terhenyak dan mendapat pelajaran, bagaimana dengan usia yang tak lagi muda, semangat kakek berjualan agar tidak mengemis begitu tinggi.
Meski tidak membutuhkan apa yang ia jual, banyak orang merasa iba padanya dengan memberikan beberapa rupiah untuk ‘membeli’ secari kertas itu. Ketika ada seorang anak muda yang tiba-tiba menghampiri dan membelanjakan uangnya untuk membeli kertas doa, sang kakek benar-benar terlihat gembira.
“Terima kasih, nak, terima kasih. Jika kamu sudah berumah tangga, bacalah doa ini agar keluargamu selamat,” ujarnya.
Keinginannya untuk tidak mengemis sangat tinggi sehingga ia berdagang seadanya dan semampunya. Meskipun dengan selembar kertas doa. Saat keterbatasan usia dan kemampuan, seorang bermental kecil akan memilih meminta-minta daripada berusaha. Apa yang dilakukan oleh kakek penjual kertas doa tersebut patut diapresiasi, setidaknya karena beliau tidak memilih jalan mengemis.
Jika Anda mampir membeli buku atau apapun di pasar Blauran, tengoklah di pintu masuk pasar. Sempatkanlah menghampirinya dan belilah dagangan si kakek berapapun yang Anda mampu. Semoga hal ini juga bisa membuat semangat kita kembali tumbuh setelah melihat semangat yang besar dari kakek penjual kertas doa.