Ledakan bom yang terjadi di kawasan parkiran Sarinah MH Thamrin pada pukul 10.50 WIB Kamis 14 Januari 2016, mengingatkan kembali akan sejarah dibangunnya gedung tersebut.
Sarinah diambil dari nama sosok pengasuh Presiden pertama RI Soekarno yang sangat ia hormati.
Wanita pedesaan yang bekerja sekaligus menumpang di kediaman Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.
Di rumah tersebut Sarinah mengasuh Soekarno kecil tanpa dibayar atau digaji. Sosok Sarinah sangat dekat dengan Soekarno kecil, bahkan mungkin Soekarno lebih dekat dengannya daripada ibunya sendiri.
Soekarno mengaku Sarinah menginspirasinya untuk mencintai rakyat kecil.
"Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya." itulah pesan mulia yang disampaikan Sarinah kepada Soekarno muda dikutip dalam laman merdeka.com.
Begitu berartinya sosok Sarinah untuk Soekarno sampai ia membuatkan buku dengan judul 'Sarinah, kewadjiban wanita dalam perdjoeangan Repoeblik Indonesia' pada tahun 1963.
Buku tersebut diterbitkan oleh Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Soekarno, berisi 329 halaman.
"Apa sebab saya namakan kitab ini Sarinah? Saya namakan Kitab ini Sarinah sebagai tanda terimakasih saya kepada pengasuh saya ketika saya masih kanak-kanak. Pengasuh saya itu bernama Sarinah. Dia mbok saya. Dia membantu ibu saya, dari dia saya menerima banyak rasa cinta, dan rasa kasih."
"Dari dia, saya mendapat banyak pelajaran mencintai orang kecil. Dia sendiri pun orang kecil. Tetapi budinya selalu besar."
"Moga-moga Tuhan membalas kebaikan Sarinah."
Itulah beberapa kutipan yang diambil dalam laman kata pengantar buku tersebut.
Tak hanya buku Sarinah yang terkenang hingga sekarang, gedung "Sarinah" tersebut pun sampai saat ini masih berdiri tegak sebagai tanda hormat Ir Soekarno kepada sosok Sarinah yang sederhana. (poy)