Sering Galau Masalah Rezeki? Baca Kisah Ini



Laki-laki ini memulai perjalanannya dengan menyebut nama Allah Ta’ala dan bertawakkal kepada-Nya. Berbekal makanan ringan dan air minum serta perlengkapan mandi dan baju ibadah, dia memacu kendaraannya dari kontrakan yang sudah dia tempati sekitar dua tahunan ini.
Dengan niat ibadah karena Allah Ta’ala, laki-laki ini memacu kendaraan dengan kecepatan sedang menuju Masjid az-Zikra yang berada di daerah Sentul Bogor Jawa Barat. Esok hari akan diadakan taushiyah dan dzikir akbar bersama Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham.
Bagi si laki-laki, masjid itu tidaklah asing. Tapi, kali ini merupakan perjalanannya yang pertama menuju ke sana dari tempat tinggalnya yang baru di daerah kota Tangerang Banten. Laki-laki ini memutuskan memilih jalur arah Serpong-Parung Bogor.
Meski bisa langsung menuju arah kota Bogor, ia berbelok ke arah kiri menuju daerah Sawangan Depok. Berniat mengunjungi daerah yang dulu pernah disinggahinya saat bekerja. Memang lebih jauh, tapi tak mengurangi semangatnya dalam memacu gas sepeda motornya.
Sekitar jam empat lebih, hujan turun. Tepatnya ketika laki-laki ini sampai di daerah Depok 2 Tengah. Perjalanan masih jauh. Si laki-laki memutuskan untuk tidak berteduh karena berharap hujan akan segera reda.
Ternyata hujan terasa makin deras. Laki-laki ini menepi ke bahu jalan sebelah kiri. Mengarahkan pandangan ke arah sekitar. Bermaksud mencari penjual jas hujan.
Di bagasi motornya ada dua potong jas hujan, tapi hanya baju. Celananya rusak. Sudah dibuang. Sekitar lima belas meter dari arah berteduh, ada toko yang menjual seluruh perlengkapan berkendara motor. Mulai helm, rompi, kaca mata sampai jas hujan. Laki-laki yang belum genap tiga puluh tahun ini segera memutar arah, menuju toko yang terletak di sebelah kanan jalan.
Si penjual mulai menawarkan jas hujan dari harga yang paling mahal. Dua ratus ribu. Si laki-laki bertanya harga yang lebih murah hingga disepakati jas hujan kualitas yang lebih rendah. Sekitar enam puluh lima ribu. Tanpa menawar. Sang laki-laki segera mengenakan jas hujan tersebut, berputar arah dan melanjutkan perjalanan.
Kawan, tidakkah kita melihat kisah ini sebagai cara luar biasa yang Allah Ta’ala taqdirkan dalam memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya? Laki-laki ini menempuh puluhan kilometer, bahkan mengambil rute yang lebih jauh dari biasanya. Bukan tanpa tujuan, tapi Allah Ta’ala punya kuasa.
Rezeki yang ditakdirkan untuk si penjual jas hujan itu, yang nilainya hanya berapa persen dari harga jual jas hujan, diantarkan kepadanya dengan perjalanan yang panjang, melewati tikungan tajam, turunan, tanjakan, bahkan jalan-jalan yang berlubang sejauh puluhan kilometer dengan kendaraan bermotor. Sementara si penjual hujan hanya duduk santai. Tidak berpindah, kecuali dari depan ke belakang toko, dan sekitar itu saja.
Sungguh naif jika kita masih galau masalah rezeki. Sebab rezeki sejatinya mengejar kita.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]