Tri Amelia (jilbab biru) sedang menggosok pakaian milik pelanggannya bernama Elly (38). Sejak tahun 2013, Amelia dan sang suami Irsan Heryadi (33) telah menjalankan bisnisnya itu, hingga memperoleh omzet Rp 9 juta per bulan.
Selalu ada jalan untuk meraup kesuksesan bahkan dari bisnis kecil, tapi keuntungannya sangat besar seperti jasa setrika ini.
Ketelatenan menjadikan usaha ini berkembang dan kemudian usaha itu meraih sukses.
Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) Tri Amelia (31) begitu kental.
Meski beberapa kali usahanya kandas di tengah jalan, namun perempuan beranak tiga ini tetap yakin bisa menjalankan bisnisnya.
Bahkan, kini, dia dan suami, Irsan Heryadi (33) bisa memperoleh omzet mencapai Rp 9 juta per bulan dari usahanya itu.
Sejak tahun 2013 lalu, pasangan suami istri (pasutri) ini membuka usaha gosok keliling (Gokil). Ide ini muncul saat sang suami tak sengaja melihat alat setrika dan mesin uap terbengkalai.
Alat itu teronggok di rumah, semenjak usaha laundry (pencucian baju) miliknya tak berkembang.
Karena itu, Irsan yang bekerja di pabrik otomotif di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi ini berinovasi untuk mengubahnya jadi alat gosok keliling.
Berawal dari situ, Irsan kemudian mencoba membuat boks ala kadarnya dari bahan kayu. Boks itu kemudian disematkan di bangku belakang sepeda motor Honda Revo milik istrinya.
Di dalam boks itu, terdapat sejumlah alat yang diperlukan untuk bisnisnya berupa setrika uap, beserta selangnya, tabung gas 3 kg beserta kompornya dan sebuah panci.
Cara alat Gokil ini cukup sederhana.
Dua ujung selangnya ia sematkan ke alat setrika uap dan tutup panci.
Setelah alat itu terpasang, Irsan kemudian memasak air di dalam boks.
Ketika air itu mendidih, hawa panas beserta uapnya dari panci itu akan pindah ke alat setrika.
"Model seperti ini memang sudah diterapkan oleh pengusaha laundry untuk menggosok pakaian konsumennya," ujar Irsan saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Mutiara Gading 3 Blok H3/6 RT 02/18, Desa Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/2/2016).
Setelah alat itu terpasang, sang istri Amelia berkeliling perumahan sambil membunyikan klakson motor sebagai tanda ia menjajakan jasa Gokil.
Awalnya, tak ada satu pun pelanggan yang menggunakan jasanya, meski demikian Amelia tak patah semangat.
Amelia lalu menyebarkan informasi terkait usahanya ini melalui brosur. Akan tetapi dua bulan berselang, tak ada juga pelanggan yang menelepon untuk memakai jasanya.
Beruntung, pada bulan ketiga mulai ada satu pelanggan yang menghubungi untuk menggunakan jasanya.
Dari situ, jasa Gokil nya kian menyebar lewat mulut ke mulut. Saking senangnya, setiap hari, Amelia berkeliling perumahan dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00.
Kemudian, ia melanjutkan usahanya itu pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00.
Hingga di bulan keenam, Amelia sudah bisa mempekerjakan satu karyawan. Satu karyawannya itu, bertugas menggosok pakaian di rumahnya.
"Selain jasa Gokil, saya juga buka usaha gosok di rumah. Kalau banyak orderan, biasanya saya bawa pulang ke rumah," katanya.
Lambat laun, rupanya usaha jasa Gokil miliknya kian berkembang. Bahkan kini dia telah mempekerjakan lima pegawai.
Empat di antaranya bertugas menggosok pakaian dan satu orang melakukan pengepakan.
Dalam sehari dia mampu melayani 240 kilogram dengan tarif Rp 3.500 per kg. Kecuali untuk jarak jauh, ia mematok tarif Rp 4.000 per kilogram.
"Cuma enggak ada kurir aja, jadi terpaksa saya sendiri yang mengantarkan pakaiannya," katanya.
Dengan uniknya usaha mereka, Amelia berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk bisa berwirausaha.
"Ibu-ibu rumah tangga yang punya anak juga bisa membuat usaha," ucapnya.